Wednesday, August 17, 2011

ARTI KEMERDEKAAN


[Arti kemerdekaan] KEMERDEKAAN
Mulyani Hassan, 17 Agustus 2011

Harapku puisi ini dapat dibacakan di depan seluruh rakyat Indonesia! 
Nyatakan bahwa harga mati sebuah perjuangan lahir dari sebuah niat, “aku ada di sini, untuk mereka dan tegaknya NKRI!”

Kemerdekaan adalah bedil
Yang keluar dari selongsong senapan prajurit
Ia menukik menyambar musuh dengan kejam hingga mati
Dalam senyap ia mematahkan sayap-sayap kebohongan angin
Yang menyampaikan kabar bahwa kita sudah bebas dari belenggu
Dan ia akan jatuh lagi ke tanah setelah jasad itu merata
Dan terlunta terpendam hingga suatu saat ditemukan kembali sebagai arca museum yang kemudian dipertontonkan dengan bangga

Kemerdekaan adalah seorang wanita tua
Yang terseok-seok menuju perapian, menyalakan tungku
Membakar kayu-kayu kering hingga mengobarkan api
Kemudian nasipun matang dan wanita itu bersiap menuju ke sawah mengantarkan Panganan untuk sang suami yang menyiangi rumput liar di antara pepadian
Dan ia akan kembali membawa bakul kosong
Dan mencoba berpikir bagaimana ia mengisi bakul itu kembali sampai penuh
Yang kemudian dia menjahit menumbuk menganyam dan membangun lumbung

Kemerdekaan adalah lampu lalu lintas
Yang menyala-nyala saat ada listrik di ibukota
Yang tak terlihat ketika aku ada di pelosok sana
Ketika hijau semua orang lewat dengan lancar
Kemudian berganti kuning sebagai tanda kehati-hatian
Apalagi merah menyala, dan orang berhenti seolah dia adalah satpam
Tak jarang orang menerobos merahnya
Kemudian lampu itu teruse menyala hingga lisrik padam

Kemerdekaan adalah benih
Kelak ia akan jatuh dari singgasana pepohonan
Dan kemudian tumbuh menjadi pohon yang baru
Menumbuhkan dedauanan dan buah yang bisa dimakan oleh makhluk hidup lain
Tapi benih itu tak mampu tumbuh apabila tanah ini gersang dan tak berair
Lalu ia juga akan menyusut menciut teredam di bawah pepasiran
Hingga suatu saat ada air yang menyentuhnya
Kemerdekaan adalah bebas bencana
Yang tak luput dari bencana alam dan moral
Ketika ia membendung airmata dan nurani karena moral yang terkikis
Mengalami erosi dan abrasi stadium empat
Ingin membebaskan sampai tergilas dari kesombongan dan keniscayaan
Kemudian bencana itu harusnya luput dari semut yang ada di ujung hidung

Kemerdekaan adalah referendum
Sebuah kepastian yang menyatakan bahwa aku milik Indonesia!
Bukan milik para penjajah jati diri
Menjual aset bangsa hanya dengan harga milyaran rupiah
Kemudian referendu itu bisa saja pupus
Terbakar dan hangus karena mereka geram
Geram dengan kebodohan tulisan-tulisan dan keputusan yang tak berani tegas!

Lalu, mereka yang tadi malam aku temui
Sapardi Djoko Darmono sang pelantun semangat kemerdekaan! 
Taufik Ismail dengan tetes airmata membacakan preambule UUD 1945
Idris Sardi sang maestro biola yang memainkan 12 lagu kebangsaan atas nama Tuhan
Saksi-saksi perjuangan bangsa ini menuju kemerdekaan itu,
Bimbang dengan arti kemerdekaan bagi negeri saat ini!

Generasi kali ini adalah generasi bimbang
Bimbang mau jadi apa bangsa ini ke depan
Bimbang mau dididik apa anak-cucu mereka
Bimbang apakah negara ini akan ambruk atau tetap berdiri megah
Akhirnya, hanya berpaku untuk menyiaokan dirinya sendiri menghadapi hidup layak
Makan tiga kali sheari dan kenyang dengan fasilitas tanpa melihat ada apa di bawah sana.... mereka takut, takut untuk susah!
Sementara yang susah, takut untuk mati kelaparan!
Mereka bimbang rumah kardus mereka akan digusur,
Maka mereka hanya bisa mengcrek di tengah jalan 
Berharap ada sesuap nasi disuguhkan ketika mereka mengemis!

Sebuah pertanyaan gila yang menyesakkan
Mau dibawa ke mana bangsa ini? 
Setelah arti kemerdekaan tak lagi mewacanakan paripurna kemerdekaan nasionalis
Lalu, dulu harga perjuangan diukur dengan seberapa besar ia mengabdi dan membangun bangsa,
Akhirnya dengan lungsuran peluru-peluru menembus ubun-ubun mereka
Tapi kini, harga perjuangan hanya diukur dengan materi
Kemegahan bangunan,
Nyamannya ruanag ber-AC
Berpestapora di atas kelaparan rakyat
Membuang sampah di halaman rumah rakyat
Membangun apartemen megah dan fasilitas gedung kerja
Membeli pesawat pribadi bahkan pulau
Menjual tanah air sendiri mengatasnamakan perdamaian
Aaaaakh.....aku tak boleh hanya menggerutu... kalau begitu....

Masih adakah arti sebuah kemerdekaan?


-Lahir dari suara hati rakyat kecil-

No comments: