Monday, January 2, 2012

Refleksi Diri Seorang Introvert

Setelah 21 tahun.... ingat memori ini, yang terlepas dari rangkaian kata-kata rekan seperjuangan. Berbagai macam atribut luar biasa yang mereka berikan, justru itulah yang menjadi kekuranganku. Aku sadar sepenuhnya justru kelebihan yang dimiliki ini, adalah bumerang untuk diriku sendiri. Kadang aku iri, dengan segala kekurangan yang dimiliki orang lain. Justru karena kekurangan itu, mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik secara berkala, naik satu demi satu tingkat. Katanya, aku tipikal perempuan yang memiliki semangat dan idealisme tinggi. Tapi, justru itulah yang menghalangi aku untuk bekerjasama dengan orang lain, yang memiliki standar di bawahku. Aku juga dikatakan memiliki target terarah. Tapi, justru itu yang membuat orang-orang bosan dengan pola hidupku yang monoton, semua serba direncanakan. Memang, sering juga aku terlihat sangat antusias dan haus pengalaman. Bahkan lupa dengan kewajiban yang harus aku tunaikan terhadap badanku sendiri.
Pembangun ide, tipikal lain dari wajah perempuanku. Bukan hanya membangun, kadang justru aku mendikte mereka dengan ide-ide gila, yang bahkan tak kusadari bahwa telah banyak aku membangun opini negatif dari kolega karena ide itu, sehingga namaku tertanam sebagai perempuan diktator. Meskipun begitu, memang benar aku selalu bersabar. Menjadi penyabar akhirnya membuat aku tenang, namun cukuplah kesabaran itu di ambang batas, aku justru dimanfaatkan orang lain untuk mereka menekan diriku sesuka hati. Sampai akhirnya, pada titik ini, aku dikenal sebagai tipe pengayom dengan caraku sendiri, sang koleris yang mencoba plegmatis. Mungkin, karena aku baik hati dan tenang, tapi aku tak cukup smart seperti apa yang mereka bilang. Aku cuma selalu ingin aktif dalam mengembangkan potensiku sebagai akademisi maupun calon scientist. Ketangguhan dan kecerdasan emosional yang semakin kupertahankan, justru mampu mengubhku menjadi lebih baik. Semoga orang-orang semakin memaknai usahaku dengan melihat bagian baik dari sisiku, bukan melihat bagian baikku sebagai kekurangan seperti yang dikatakan seorang teman.
Aku memang kelihatan lembut, kalem, cool, dan istiqomah. Tapi, semua orang harus tau, bahwa aku tak lebih dari seonggok daging yang kritis akan kehidupan. Aku sering membeturkan kepalaku di tembok-tembok perjalananku yang berliku. Aku sering memarahi diriku sendiri akibat keputusanku sendiri. Memecahkan piring dan gleas hati yang terlihat tenang. Memang air yang beriak tandanya tak dalam, begitupun sebaliknya. Tak selamanya laut yang tenang itu tak berbahaya. Justru aku, aku, aku, aku, mimpiku... duniaku... amat berbeda dengan apa yang aku tampilkan. Dan baru aku sadari bahwa inilah kekuatan dan kelebihan terbesarku. SANG INTROVERT: PEREMPUAN DENGAN SEJUTA RAHASIA. Belum ada satupun orang yang bisa membaca binar dan sayu bola mataku, bahkan orang tuaku sekalipun. Semua adalah cerita di balik tirai yang aku jahit sendiri. Jikapun ada orang yang bisa memenuhi itu, maka dialah orang yang Allah SWT titipkan untuk menjagaku. Karena sejatinya, cuma Dia yang bisa memahamiku apa adanya.

#kutitipkan untuk semua orang yang ingin mengenal aku apa adanya ^^..


Kalau tadi, aku berbicara dengan segala keunggulan yang membuat aku minus di mata orang. Saat ini, aku justru bersyukur dengan kekurangan yang aku punya. Aku sulit ditebak, tertutup, penyendiri, pendiam, dan susah menerima pendapat apalagi percaya sama orang lain. Secara genetik, mungkin inilah yang telah diwariskan dari leluhurku. Tapi, secara perilaku, inilah yang aku ikuti dari lingkunganku. Pasalnya, aku selalu jenuh mendengar orang-orang berkeluh kesah, marah-marah, apalagi menangis tak jelas atau merayaukan apa yang sedang dihadapi mereka. Justru dengan diam dan menyendiri aku merasa lebih tenang.
Aku tak akan merusak hari indah orang-orang yang ada di sekitarku. Bisa dibilang, diam itu memang emas. Emas yang selama ini aku jaga keutuhan dan kemurniannya. Meskipun begitu, aku sadar banyak orang yang menyalahartikan diamku. Mungkin tak banyak orang yang aku temui, paham kondisiku di kala diam dan menyepi menjadi pilihan. Dikiranya, aku tak senang dengan mreka, aku tak senang berjamaah dalam menyelesaikan masalah, aku tak suka ceria bersama-sama dan aku tak bisa hidup dalam ramai. Yah, sejatinya aku tak begitu. Aku cukup diplomatis dan menyenangkan di suatu saat. Bahkan, aku bisa menjadi seperti anak kecil yang suka berkhayal menaiki kapal selam atau terbang di langit memakai sayap dan tongkat ajaib. Ya begitulah, tapi hanya di kala waktunya tepat. Menjadi dewasa itu indah dengan cara kita masing-masing.
Dewasa adalah bisa bersikap di waktu dan saat yang tepat. Dewasaku adalah dengan diam dan menutupi segala gundah yang ada. Agar tak kelihatan, aku harus menutupnya rapat-rapat. Serapat mungkin, untuk tetap menjaga izzahku juga. Memang, tak banyak yang paham dengan maksud dan caraku. Makanya, susah untuk dekat denganku kalau baru kenal sehari. Kalau orang bilang "kamu adalah apa yang kamu pikirkan", justru aku berpikir "aku adalah apa yang orang pikirkan". Ada-ada saja, kekuranganku ini justru menjadikan aku lebih kuat dan tegar untuk memaknai keindahan dan keberagaman di sekitar.
Aku harus elalu ekstra hati-hati dengan segala sikapku, enggan untuk aku menyakiti hati orang lain. Karena aku sendiri sering merasa disakiti oleh orang lain. Hanya dengan diam, menyendiri, kemudian tersenyum di balik genangan air tempaku berkaca. Sudah pada level berapa aku berdiri sebagai seorang pribadi yang unggul secara emosional? itulah aku, terlalu percaya dengan apa yang ada di hatiku. Aku selalu benar dengan cara dan parameterku sendiri. Aku lebih suka bercerita tentang diriku, agar orang lain tak merasa aku sakiti. Karena, jika aku lebih banyak membeicarakan orang lain, maka aku akan berpeluang besar menyaikiti hati mereka. Hanya dengan sebuah "kata" aku bisa dihakimi seperti itu. Aku lebih percaya dengan diriku sendiri, bahasa kalbuku, hati nuraniku, dan itu yang membuat aku berbeda dengan orang kebanyakan. Kekuranganku justru membuat aku bisa sembuh dari penyakit ketergantungan teman atau orang lain, bahkan materi, yang selama ini digandrungi oleh dewasa muda seusiaku.
Karena aku dan kamu berbeda.

#Ceritaku, sekali lagi hanya untuk orang-orang yang ingin mengetahui tentangku, apa adanya. Karena itulah aku: INTROVERT YANG MENYENANGKAN



No comments: